Untukmu yang masih bertanya, kenapa ada Kita?





Sedih dan bahagia tentu bukan merupakan hal baru dalam hidup kita, hidupku juga. Mengingat, aku sudah diberi izin bernafas selama lebih dari dua puluh satu tahun, gratis. Di bumi yang alamnya sunyi saat malam menghampiri, di bumi yang mentarinya ramah saat pagi menyapa diri, di bumi yang senjanya hangat saat hendak terbenam lagi, di bumi yang tak lupa hadirkan bulan dan menaburkan bintang di langit gelap untuk mengantar diri ke dalam lelap di ruang istirahat.

Sedih dan bahagia adalah rasa. Rasa yang maknanya sama, untuk mendekap agungnya kasih sayang Tuhan. Saat sedih, kita bersabar dan karenanya (kesabaran) kita peroleh kebaikan. Allah berfirman, "Sesungguhnya hanya orang-orang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas" (QS. Az-Zumar: 10).

Saat bahagia, kita bersyukur. Karenanya kita peroleh lebih banyak lagi kebaikan. Jika kita tidak bersyukur, "Inna azaabii lasyadiid," kata Allah, "Sesungguhnya azabku sangat pedih."

Sayangnya kita sering lupa dengan dua hal tersebut. Saat sedih kita lebih suka meratap kepada selainNya. Jangan!! Tidak ada yang perlu tau tentang tangis dirimu, cukup Allah saja! Rajut kebersamaan dengan Nya, dalam sujud yang begitu rahasia, dalam bisik pada bumi namun di dengar langit. Dan Allah Maha Mendengar, Allah sebaik-baik pendengar.

Kita pun sering lupa untuk bersyukur. Lupa untuk berterimakasih telah dibangunkan dari tidur, berterimakasih untuk setiap kesempatan baru pada detik-detik yang belum berlalu, masih ada sesuatu yang bisa dimulai, banyak hal yang masih bisa diselesaikan, yang tertunda masih bisa disegerakan. Jangan lupa untuk memujiNya, memuji keagungan penciptaanNya atas diri kita. Diri sempurna yang sering lupa akan dirinya, akan hakikat penciptaan diri yang sewaktu-waktu akan diminta kembali padaNya.

Kita ini manusia, pelupa, akupun sama. Maka inilah alasannya kenapa aku dan kamu menjadi kita, untuk saling mengingatkan jika sewaktu-waktu salah satu dari kita lupa. Agar aku bisa menamparmu pelan saja untuk katakan bahwa mengingatkan dalam kebaikan itu cinta. Untuk mencubitku mesra sebagai tanda bahwa mengingatkanku pun adalah bukti cinta. Karena kita adalah persahabatan untuk menjembatani sama-sama, langkah kaki menuju surga.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer