Dilema Perasaan

Kemarin aku menonton sebuah film kerajaan, sang raja berkata pada istrinya, "Jika tidak ada perasaan maka akan lebih mudah mengambil keputusan."

Istrinya menjawab, "Justru, dengan adanya perasaan kita bisa lebih memahami keadaan oranglain."

Saat itu sang raja sedang dilanda rasa dilema, adik iparnya, dulu merupakan orang kepercayaannya ternyata mengecewakan sang raja. Adik ipar itu, menginginkan anak laki-laki sementara istrinya, adik sang raja malah melahirkan anak perempuan. Adik ipar ketauan memukuli istrinya, raja marah bukan hanya karena korban yang disakiti adalah adiknya tapi juga karena raja merasa adik ipar telah merendahkan wanita. Memangnya siapa yang menciptakan takdir kelahiran dan kehidupan?

Sang raja menghukum adik ipar dengan memanggil seluruh wanita kerajaan, para ratu dan selir berkumpul di aula kerajaan. Sang raja membeberkan kesalahan yang diperbuat adik ipar, lalu mempersilahkan seluruh wanita untuk memukuli adik ipar dengan tangan dan alas kaki mereka.

Semua wanita awalnya ragu, tapi itu perintah raja mereka, satu persatu mulai berani memukul adik ipar. Lalu istri adik ipar, adik sang raja datang, menghalau pukulan yang tertuju pada sang suami lalu meminta semuanya untuk berhenti.

Sang raja dengan tegas mengatakan bahwa ia takkan memaafkan adik iparnya, tapi sang adik bersikeras. Raja benar-benar ingin membunuh adik ipar. Tapi sesekali ia melihat adiknya, dengan ikhlas tetap memaafkan salah suaminya, membersihkan setiap luka yang ada di wajah suaminya.
----

Terbayang, apa yang dirasakan raja. Dilema, adik iparnya salah dan layak dihukum. Tapi ia memahami perasaan adik terhadap suaminya. Perasaan membuatnya iba, tak tega. Lalu memaafkan. Menurut raja ini salah.

Menurut istrinya, apa yang telah dilakukan raja adalah benar. Raja telah bijaksana atas keputusannya.

Komentar

Postingan Populer