Menulis dan Cerita yang Tertahan

Kenapa aku suka menulis? Karena aku adalah manusia yang penuh ego dan ego membutuhkan media untuk dicurahkan. Aku benci saat diriku dikuasai ego negatif dimana pikiran dipenuhi ajaran sesat amarah, ingin mengatakan ini-itu yang tak baik, ingin membanting ini-itu dan merusak, penuh perbuatan sia-sia yang tak karuan. Aku mungkin saja berhasil menahan diriku untuk itu, tapi akibatnya ego tersumbat dalam jiwa sehingga diamku merupakan gemuruh yang merusak qalbu.

Maka dalam keadaan ini, pena adalah temanku, dia mendengar semua kisah tanpa bertanya, dia tidak menyalahkan, dia hanya memberi jalan agar ego itu keluar tanpa perlu merusak apapun, tanpa menyakiti siapapun. Pena membawaku menuliskan apa saja, kebahagiaan sehingga menjadi memori yang aku sukai untuk diingat, kesedihan sehingga aku dapat menghabisinya, kegelisahan sehingga aku menjadi lebih tenang. Dalam banyak hal, ego hanya memerlukan media untuk disalurkan.

Hari ini seperti biasanya, hati ini tidak dalam keadaan biasa saja, ada emosi yang tertahan. Ada banyak hal yang ingin ia katakan. Ada hal yang aku sembunyikan, bahkan dari diriku sendiri. Aku menepis rasaku, tapi ia tetap bertahan disana, di hati yang tak jujur. Ada terlalu banyak ketakutan yang tak diimbangi kekuatan. Ada yang sudah sampai ditenggorokan lalu kembali ku telan, ada yang tak bisa lagi ku jelaskan lalu aku menyerah dalam tangisan.

Komentar

  1. Sesuatu yang ditahan-tahan itu tidak baik, bisa jadi jerawatan bahkan ledakan.

    Sedikit catatan:
    Tulisannya sudah bagus kok.
    Sedikit tips, kurangi 'serangan aku' agar kalimat lebih padat.
    Contoh:
    "Aku menepis rasaku", cukup ditulis "Aku menepis rasa..."

    Sukses terus ngodop-nya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. perempuan benci jerawat :D

      nah iya, sadar harus menghindari serangan aku tapi ternyata aku sering lakuin itu.

      aamiin.....

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer